courtesy of MAT 2003 |
Sebelumnya gua sudah
menceritakan bagaimana dulu kami para 75 petualang selama 3 hari menjalin kerjasama,
diuji kemampua baik fisik maupun mental, meskipun tetap ada ‘rasa’ kompetisi
tersimpan di masing-masing pribadi.
Namun setelah semuanya berakhir, kemenangan menjadi
milik semua petualang yang hadir disana. Akhirnya 10 orang dari kami
mewakili petualang dari Indonesia yang berkesempatan menikmati petualangan di Moab, Utah’s Adventure Capital.
Mengapa Moab disebut sebagai
Utah’s Adventure Capital (Ibukota Petualangan Utah), karena di daerah tersebut
bermacam kegiatan petualangan dpt dilakukan. Mulai dari hiking, biking, rock climbing, jeeping, hingga rafting di sungai Colorado.
Maka kembali kami menguji
fisik dan mental di jurang dan tebing di Arches
Park, cadas merah di Canyonland
serta bercengkerama di liarnya arus sungai Colorado.
Walaupun sebagai kontingen
yang terakhir tiba di Salt Lake City, ketika kami bertemu dengan petualang dari
beberapa negara lainnya, mereka semua agak terkejut karena kamilah delegasi
terbesar dari semua peserta, 10 petualang Indonesia.
Sebelumnya kami sempat
tertahan di bandara San Fransisco dikarenakan pemeriksaan yang lumayan ketat da
lama yang mengakibatkan kami tertinggal pesawat hingga harus membeli tiket baru
untuk terbang ke Salt Lake City. Saya
ingat seorang petugas imigrasi yang memeriksa sempat berkata ‘maaf atas
prosedur ini, kami harap anda mengerti setelah kejadian 9/11 itu’. Yah mau gimana lagi, mau gak mau harus nurut
juga.
Akhirnya ada 40 petualang dari
14 negara yang nantinya dibagi menjadi 5 kelompok dan di dampingi oleh seorang
adventure guide yang meguasai medan di Moab serta seorang fotografer spesialis
adventure juga.
Gua pun termasuk di dalam tim
Lizard dan hanya ada 1 orang wanita di tim kami, Milena asal Rumania.
Di acara peyambutan sekaligus
pembagian tim, terlihat sudah suasana mencair dari petualang yang terdiri dari
berbeda bangsa dan bahasa.
Para petualang sengaja tidak
diinformasikan kegiatan yang akan dilakukan, ini bagian dari petualangan. Kami bebas merancang dan memilih rute sendiri
dengan bantuan peta dan gps. Para guide hanya memastikan jalur yang diambil
beresiko atau tidak.
The Adventure Begins
Hari pertama dari Salt lake
City menuju Moab pun sudah disuguhi kejutan. Ditengah perjalanan semua
petualang diturunkan dari bis lalu harus menggunakan perahu di sungai menuju
base camp awal.
Namun entah siapa yang memulai
ketika akhirnya terjadi semacam perang-perangan di sungai, masing-masing awak
perahu saling menyerang sambl mengayuh hingga semua basah kuyup.
Mountain Camp di Pineflat adalah tujuan yang mesti
dicapai selanjutnya, daerah ini terletak di pegunungan La Sal.
Setiap tim menggunakan
berbagai macam alat transoprtasi, dari jip, ATV, kuda hingga rafting.
Tim gua kebagian meunggani
ATV, kendaraan segala medan ini memang sangat manantang.
Kendaraan ini memang cocok
digunakan di daerah seperti di Moab ini.
Kami pun merasakan medan berdebu di daerah sekitar Twin Rocks dan Morning Bridge.
Entah siapa yang memulai,
akhirnya kami semua di dalam tim memacu ATV dengan kencang, sekitar 70 mil/jam.
Pandangan di depan pun hanya terlihat lampu belakang dari atv rekan yang
didepan dijadikan sebagai patokan karena jalanan tertutup oleh debu jalanan.
Beberapa kali kami berhenti,
membuka peta dan gps untuk menentukan jalur mana yang akan diambil, setelah
disepakati maka perjalanan pun dilanjutkan.
Medan yang berat sangat
menghabiskan waktu dan tenaga. Pada beberapa titik, kami harus turun dari atv,
bahu membahu bergantian menaiki bukit berbatu-batu yang besar. Sampai kami harus membantu atv rekan lainnya
dengan cara mengikatkan tali dan membantu menarik sekaligus mengarahkan atv
tersebut.
Cukup menegangkan dan menguras
tenaga. Bahan ada salah satu rekan kami
yang atv nya hampir berdiri dan nyaris terbalik kebelakang.
Untungnya dengan bantuan rekan
lainnya, tantangan itu berhasil
dilewati. Salah satu rekan kami dari
Rusia, Eugene malah sempat terperosok nyaris ke jurang yang dalam, untungnya
hanya sempat terbalik sekali saja tanpa cedera dan kendaraan yang tidak
masalah, perjalanan pun kami lanjutkan.
Tiba di Mountain Camp, seluruh peserta berkumpul kembali walaupun waktunya
tidak bersamaan. Malah ada tim yang
tibanya sangat larut, dikarenakan kesulitan mencari dan menentukan keberadaan posisi
mereka.
Hari-hari berikutnya kami
lalui dengan perjalanan-perjalanan menantang lainya.
Kendala lainnya yang harus
dihadapi adalah suhu udara. Kalau di
siang hari harus menahan teriknya matahari, maka malam harinya kami harus
menghadapi cuaca yang cukup dingin. Bahkan ketika berada di Mountain Camp suhu mencapai hingga tujuh
derajat celcius. Namun itu juga bagian
dari petualangan.
Ketika tim gua menggunakan
kuda sebagai alat transportasi, ini merupakan pengalaman baru buat gua. Pernah sih nak kuda, tapi biasanya yang dituntun
oleh si pemilik.
Nah pada saat berkuda ini,
kamipun harus menempuh suatu titik tertentu yang telah di tentukan. Berkuda didaerah pegunungan bukan seperti
yang selama ini gua bayangkan di film-film.
Setelah berkuda dari pagi hingga malam hari, badan pun terasa remuk !
maaf, bagian selangkangan jadi bagian yang paling terasa menyakitkan.
Guide yang ikut dalam
perjalanan kami adalah seorang cowboy
beneran. Dia mempunyai beberapa kuda dan
sapi di ranch nya. Nah, pada malam
harinya kamipun disuguhkan steak sapi
yang dia olah sendiri. Mmmm…mantap !
Ternyata kelelahan yang kami
alami tak sebanding dengan kepuasan yang kami lewati. Pemandangan pegunungan, melanglang di kawasan
tenggara Utah ini sungguh sesuatu yang menakjubkan.
Bagi gua, dapat kesempatan
mengarungi sungai Colorado adalah suatu pengalaman yang tak terlupakan. Perjalanan yang kami tempuh dari pagi hingga
matahari nyaris terbenam.
Beberapa jeram yang kami
lewati cukup membuat jantung berdebar dan menahan nafas. Bahkan salah satu
teman satu perahu dengan saya, Jindrich (asal Republik Ceko) sempat terlempar
dari perahu ketika kita memasuki jeram yang cukup besar.
Kurang lebih sekitar 3 menit
kami kehilangan dia, namun akirnya dia muncul dengan selamat. Lega rasanya tahu teman satu perahu itu bisa
berhasil kembali. Ternyata untuk beberapa saat dia berada di bawah perahu yang
kami naiki.
Lain lagi pengalaman yang kami
dapatkan dalam kegiatan Canyoning. Ya, memang salah satu kegiatan yg terkenal di
Utah ini adalah Canyoning tersebut.
Untuk masuk kedalam Canyon kami harus melakukan Rapeling,
yaitu turun ke dalam canyon dengan menggunakan tali dan alat-alat bantuan
lainnya.
Yang kami rasakan pertama
kalinya ketika berhasil sampai ke dasar adalah ari yang dingin ! air yang mulanya
sebatas mata kaki, lalu sampai ke paha membuat rasa dingin yg menusuk
tulang. Bahkan pada area-area tertentu
kami harus berenang di dalam Canyon
tersebut.
Setelah beberapa lama berada
di dalam Canyon, untuk mencoba menghangatkan
tubuh kami pun beberapa kali naik ke atas untuk mendapatkan sinar matahari.
Namun tidak berlama-lama, kami pun harus mulai turun ke bawah lagi.
Hal yang tak terlupakan bagi
gua dalam kegiatan ini adalah saat sang guide menceritakan bahwa beberapa waktu
sebelum kami kesini, ada seseorang yang terpaksa memotong tangan nya sendiri yang
terjepit oleh batu demi menyelamatkan nyawanya ! Heroik! Tindakan atau
keputusan yang sangat berani.
Dan tahun 2011 lalu, kejadian
itu pun di film kan. Sudah nonton ! 127
Hours ? Ya, itu judul film yang diangkat dari kisah nyata tersebut.
Tak hanya
petualangan-petualangan diatas yang kami dapatkan. Namun kebersamaan kami dalam beberapa hari
saling menjaga, membantu dan bercerita membuat kami sudah seperti orang yang
sudah lama kenal.
Karena kedekatan tersebut,
Jindrich teman gua yang asal Rep. Ceko sudah menganggap gua seperti saudaranya
sendiri. Bahkan pada hari terakhir kami
harus berpisah, dia melepas kalung yang sudah dia pakai bertahun-tahun dan
memberinya ke gua. Terharu !
Semoga kita bertemu pada petualangan
berikutnya kawan !
Catatan Petualangan: Marlboro Adventure
Team 2003 –A Team Like No Other
courtesy of MAT 2003 |
courtesy of MAT 2003 |
courtesy of MAT 2003 |
courtesy of MAT 2003 |
courtesy of MAT 2003 |
Sedap cung! i love you!
ReplyDeleteThank you, cuy :D
Delete