Welcome to Satonda Island |
Salah
satu teman dalam rombongan kami berhenti di sebuah pohon yang ada di pinggir
danau. Kemudian dia terdiam sejenak lalu
mengambil kalung yang menggantung dilehernya.
Kalung
bermatakan kayu itu di gantungkannya di pohon tersebut, dia terdiam mematung
memandang kalung yang kini tergantung bersama dengan batu-batuan yang entah
sudah berapa lama tergantung disana.
Nafasnya ditarik dalam, dengan mata seperti mengenang akan sesuatu
peristiwa atau mendoakan sesuatu. Setelah itu ia pun langsung bergabung dengan
yang lain.
Berbeda
dengan Pulau Moyo yang kami kunjungi sebelum kesini, treking dari bibir pantai
menuju Danau Satonda tidak begitu jauh hanya sekitar 5 menit saja.
Ada
yang berbeda dan unik etika kami sampai di Danau Satonda, nampak terlihat
banyak batu-batuan ataupun benda lainnya yang diikat lalu digantungkan
dipohon-pohon dipinggir Danau Satonda.
Menurut petugas penjaga pulau, batu-batu itu merupakan simbol harapan
atau do’a seseorang yang datang kesana.
Entah kapan dimulainya atau siapa yang memulainya dia pun tak pasti.
Apa
yang dilakukan orang-orang di pinggir Danau Satonda, mengingatkan saya akan
gembok harapan atau gembok cinta yang ada di beberapa tempat didunia ini,
seperti di Perancis, Korea, Cina, Jerman, Jakarta (Ancol) hingga Bandung.
Ya
namanya juga simbol, saya percaya bahwa mereka-mereka yang menggantung batu di
pohon-pohon disana tetap berdoa atau berharap pada sang Maha Kuasa tentunya.
Pulau
Satonda yang terletak di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini memiliki
Danau yang bernama Satonda juga merupakan pulau vulkanik dengan sejarah yang
unik. Danau yang berisi air asin ini
dulunya adalah kaldera Gunung Satonda.
Konon kaldera tersebut terisi air asin dikarenakan letusan dahsyat dari
Gunung Tambora yang terjadi pada tahun 1815.
Saya mencoba membayangkan sedahsyat apa tsunami yang terjadi saat
letusan Gunung Tambora tersebut.
Setelah
mengagumi Danau Satonda yang luasnya sekitar 2,5 kilometer persegi itu, kami
semua beranjak kembali ke bibir pantai dimana kapal kami berlabuh.
Terdapat
dermaga kecil yang sudah tak begitu baik kondisinya, tapi bolehlah untuk
sekedar duduk-duduk menikmati kopi sambil menunggu terbenamnya matahari.
Tergoda
oleh dua orang teman yang sudah nyebur sedari tadi, seluruh rombongan yang
berjumlah delapan orang akhirnya ikut berenang, bercanda tertawa bersama. Menyenangkan!
Seiring
matahari sudah mulai membenamkan dirinya.
Kami semua beranjak ke tepi pantai, kemudian bersiap-siap kembali ke
Calabai.
Di
iringi langit yang mulai gelap dan angin yang cukup kencang, perahu melaju
dengan pasti meninggalkan pulau Satonda.
Merapat di Pulau Satonda |
Danau Satonda |
Menggantung Harapan |
Senja di Pulau Satonda |
paling suka foto senjanya itu :)
ReplyDelete@Keke: Thanks :)
DeleteSumpah, baru denger ada Pulau ini... Indonesia memang (terlalu) luas..
ReplyDelete@vika: ayo jelajahi indonesia yang luas ini :))
DeleteCantiknya senjanyaaaa *mata blink blink* :))
ReplyDelete@Rifky: Makasih ya udah mampir :)
DeleteFoto senjanya mantab, cewek yg megang hp juga gak kalah asoy :D
ReplyDeleteTambah lagi pengetahuan danau cantik dinegeri ini,TFS mas
ReplyDeletebtw, TFS apa ya mbak? ;)
Delete