Pesawat ATR akhirnya membawa
kami sampai di Bandara Komodo, Labuan Bajo setelah sempat delay beberapa lama di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.
Empat orang teman kami harus
rela tinggal di Denpasar untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya menuju
Labuan Bajo. Kondisi ini dikarenakan penuhnya kursi penerbangan yang meskipun
sudah dicoba untuk dipesan jauh-jauh hari.
Jadilah hari itu hanya 7 orang dari kami yang meneruskan perjalanan pada
hari yang sama.
Labuan bajo, merupakan ibu
kota Kabupaten Manggarai Barat. Sebagai pintu gerbang bagi wisatawan yang ingin
mengunjungi Pulau Komodo, Pulau Rinca dan pulau-pulau lainnya di sekitar Labuan
Bajo.
Sudah banyak tersedia
penginapan disana, mulai dari kelas melati hingga hotel berbintang.
Labuan bajo dapat diakses
melalui udara dan laut dari Denpasar atau Kupang. Ada juga ferry dari Sumbawa sedangkan akses
darat dapat melalui Ende dan Maumere.
Masyarakat disana juga beragam
suku pendatang, diantaranya Sulawesi, Jawa, Bali dan Padang. Bahkan Kabarnya orang Sulawesi atau tepatnya
Nelayan Bugis sudah ada disana sejak lama dan juga menurut cerita merekalah yang
memberi nama untuk kota Labuan bajo ini.
Setibanya di pelabuhan Labuan
Bajo, kami langsung menuju restoran karena memang perut sudah harus diisi. Kejutan pun datang. Menu yang dipesan mungkin biasa cumi, ikan
makarel dan kari ayam. Namun porsinya
yang besar akhirnya membuat perut kami terasa penuh.
Selesai menyelesaikan urusan
perut, kami pun check-in di Hotel Boutique Hills tak jauh dari restoran
tadi. Menariknya, letak hotel ini tepat berada
di depan pelabuhan Labuan Bajo. Waw, kami mendapatkan pemandangan yang indah
dari hotel yang letaknya diatas, karena kontur tanah perbukitan di daerah ini.
Dari atas dapat terlihat juga
beberapa pulau kecil, diantaranya adalah Pulau Monyet.
Sehabis menyegarkan tubuh
dengan mandi di hotel kami pun melanjutkan perjalanan ke Panorama Hotel. Menurut Pak Mikael guide kami, dari hotel Panorama
tersebut kami bisa mendapatkan pemandangan Sunset yang menakjubkan.
Benar saja, begitu matahari
membenamkan sinarnya, kami mendapatkan suguhan pemandangan yang indah. Ada
beberapa kapal yang berlabuh menambah keindahan pemandangan disana bak lukisan
seorang maestro.
Tentu saja momen ini tidak
kami sia-sia kan begitu saja. Sambil
menyeruput kopi dan makanan ringan, kami pun mulai mengabadikan Sunset sore itu
dalam kamera-kamera kami.
No comments:
Post a Comment