Sunday, August 14, 2016

Kemping Bersama Dru Di Camp Bravo




 
“Bagaimana caranya menyembunyikan pikiran?”
”Kamu ingin tahu caranya?” Cobalah mencurinya dari pikiran kami.”
“Bagaimana cara mencuri pikiran kalian?”
“Caranya ada di dalam pikiran kami”.
Dru Dan Kisah Lima Kerajaan (Clara Ng)


Begitu turun dari angkot yang membawa kami ke pintu masuk Camp Bravo, saya langsung menelepon mang ucup sang pengurus camp.  “Mang kami udah sampe nih?” ujar saya.  Mang ucup berjanji segera menuju ke tempat kami.
Azzam memilih untuk ikut bersama mang ucup dengan menggunakan motor sementara saya dan istri berjalan kaki.
Setelah berjalan selama sekitar 20 menit melewati kebun, sawah dan rumah penduduk sampailah kami di lokasi camping camp bravo dengan disambut oleh hujan sedang.

Perjalanan menuju camp bravo camping ground yang terletak di Desa Cidahu ini kami tempuh dengan menggunakan kereta jurusan bogor-sukabumi dengan jadwal keberangkatan pukul 13.40 dan tiba di stasiun Cicurug sekitar pukul 14.40, lalu berlanjut menggunakan angkot.

Di hari Minggu ini tak ada tamu lain selain kami di camping ground yang terletak di Desa Cidahu ini, begitu penjelasan mang ucup yang berarti hanya akan ada satu tenda kami selama 3 hari disana. 
Ada beberapa pilihan lokasi untuk memasang tenda disana, dan kami memilih lokasi yang dibawah didekat sungai.
Sesampainya di bawah, hal yang kami lakukan adalah memasang tenda, agar barang-barang bawaan dapat segera kami bongkar, dan mengantisipasi turunnya hujan.

Mendirikan tenda bersama
 
Sore itu seperti sudah tak sabar, Azzam langsung bermain di sungai sementara saya menyiapkan minuman hangat dan pisang bakar sebagai cemilan sore hari sebelum nantinya menyantap makan malam kami.

“Ayo, bun kita mulai baca Dru nya”, ujar Azzam pada bundanya.  Berbaring di dalam tenda, Bunda pun mulai membacakan Dru untuk Azzam dengan diterangi oleh senter di kepala.

…“Cahaya merembes masuk di antara pori-pori kayu, memperlihatkan suasana yang magis.  Kesimpulan itu membuat Dru semakin bertanya-tanya.  Benarkah ia sedang merangkak di dalam batang pohon? Apa yang terjadi dengan dirinya?  Bagaimana ia bisa berada di dalam pokok kayu? Setinggi apakah pohon ini?”...
“Baca Dru nya udah dulu ya, zam?” ujar istri saya pada Azzam karena memang hari semakin larut dan waktunya untuk beristirahat.

Ditemani Dru, sebelum tidur (di dalam tenda)
 
Kopi untuk saya, teh manis kesukaan bunda dan susu manis pilihan azzam menemani pagi hari yang cerah.  “sarapan dulu ya, zam sebelum kamu main di sungai biar gak kedinginan” seru bunda saat saya sedang menyiapkan roti bakar untuk sarapan pagi ini.  Azzam pun menuruti.

Selamat pagi.... :)

Tampak beberapa orang yang sedang bermain di sungai dekat dimana tenda kami berada yang sudah kami pindahkan beberapa meter dari lokasi hari pertama.   Memang, pintu masuk menuju lokasi kemping di bawah camp bravo ini tidak ditutup oleh pengelola, sehingga terbuka bagi siapa saja yang ingin bermain di sungai.  Sedangkan bagi orang yang ingin ke air terjun, otomatis akan melewati tempat ini.  

Airnya dingin :)
 
Setelah menghabiskan sarapannya, azzam segera menyeburkan diri kedalam sungai.
Hammock yang sengaja kami bawa, segera kami ikatkan diantara 2 pohon sedang yang dekat dengan sungai.  Bunda asyik membaca Dru di dalam hammock, ditemani sejuknya udara dan suara aliran air sungai dibawahnya dimana azzam masih bermain disana.  Nikmat mana lagi yang kau dustakan! Hahaha….

Santai di hammock
 
Sebelum hari beranjak siang, kami naik ke lokasi bagian atas.  Dari sana, terlihat lahan kemping Batu Tapak Camping Ground, yang memang kedua lokasi ini di batasi oleh sebuah sungai.  Kami sendiri sudah beberapa kali kemping di batu tapak.  Selama kami kemping di batu tapak, kami sudah tahu keberasaan camp bravo ini, namun baru kali ini kami memutuskan untuk mencobanya.

Sambil berjemur matahari dengan pakaian yang masih basah, bunda membacakan Dru untuk azzam.  Mereka duduk diatas batu yang lumayan besar, dan kemudian berpindah ke bawah pohon seri yang cukup rindang.  Di lokasi atas ada beberapa fasilitas yang disiapkan oleh camp bravo, diantaranya flying fox, kolam ikan yang diatasnya ada bambu dimana orang bisa bermain gebuk bantal dan juga saung untuk berkumpul jika ada pengunjung yang membutuhkan tempat berkumpul.

Mang ucup sedang mengawasi 2 orang pekerja yang sedang merenovasi tempat menyimpan barang-nbarng mereka.  Kami sempat bercakap-cakap dengan mang ucup sebentar sebelum akhirnya kembali turun ke bawah.
Oiya, menurut mang ucup malam hari ada satu petugas yang berjaga dan mengawasi lokasi pada malam hari.  Dari atas sini terlihat hanya satu tenda saja di bawah, yaitu tenda kami.

Hingga sore hari kami habiskan dengan bermain-main di sungai, bermalas-malasan di dalam hammock hingga sore hari menjelang.  Sebelum kayu bakar pesanan datang, saya membuatkan roti bakar coklat keju untuk kudapan sore itu, tak lupa ditemani kopi, the dan coklat hangat.

Enaaaakkkk....

Selepas maghrib hujan pun turun.  Di dalam tenda kami berharap agar hujan tak terlalu lebat dan lama, karena kami sudah merencanakan membuat api unggun.
Tak berapa lama, hujan berhenti dan kami memulai membakar kayu dan berada disekitar api unggun.  Belum habis semua kayu terbakar, hujan kembali turun hingga membuat kami terpaksa masuk ke dalam tenda.
Di dalam tenda kami bercakap-cakap dan kemudian bunda kembali melanjutkan membacakan Dru untuk azzam diantara suara hujan yang merdu didengar.

Waktunya api unggun-an bertiga

…..“Kerajaan apa ini ?” Akhirnya Dru menemukan suaranya lagi.  “Ditengah padang pasir sunyi seperti ini?”
“Ini adalah Kerajaan Logam”.  Tanti Pala mendesis dari mulutnya, yang terlijat selalu rapat.  Ia berutar mengelilingi Dru ketika berbicara.  “Dan ini bukan padang pasir, Nona Sok Tahu”.  Dru terdiam tak membantah.  “Ini adalah gumuk pasir”…

Bunda akhirnya menyudahi bacaannya untuk malam itu, karena memang malam sudah semakin larut.  Azzam tadi sempat memohon dan dikabulkan untuk menambah halaman bacaan dari yang sudah disepakati sebelumnya.

Pagi hari, tampak bekas api unggun dan sisa kayu yang masih utuh basah karena hujan tadi malam.  Hujan yang menemani kami ke peraduan hingga tengah malam.
Sambil menyeruput minuman hangat, saya mengolah pisang uli menjadi pisang bakar keju coklat untuk sarapan kami pagi itu.
Sarapan kami bawa ke seberang sungai menuju lokasi kemping yang paling ujung, menikmati gemericik air sungai dan dikelilingi oleh bunga-bunga terompet disekitar kami.
Kembali ke tenda, ada sekitar 6 orang anak yang sedang mandi di sungai.  Untuk menghabiskan bahan makanan yang kami bawa, saya menawarkan membuatkan roti bakar coklat keju untuk mereka.  Tanpa basa-basi, mereka pun menerima dengan senang hati.
 

Berbagi roti bakar
 
Mandi di sungai bertiga kami lakukan untuk membersihkan diri sebelum membereskan tenda dan barang-barang.  Hujan sempat kembali datang menemani makan siang kami.
Setelah hujan reda, kami naik ke atas untuk membayar biaya-biaya sekaligus pamit ke mang ucup.

Setelah sampai di jalan utama, saya menelepon angkot yang kemarin mengantarkan kami kesini untuk menjemput.  Kami memang sudah membuat janji 2 hari lalu.
Sambil menunggu angkot datang, bunda dan azzam memesan mie instant dan teh serta kembali melanjutkan membaca Dru.
“Nah, tuh angkotnya datang, yuk yuk” ujar saya.  Kami semua masuk ke dalam angkot yang akan mengantarkan kami ke stasiun kereta cicurug.  Sempat menunggu sekitar 1 jam, akhirnya kereta datang yang akan membawa kami sampai ke bogor, lalu kami lanjutkan tujuan menuju Depok untuk kembali pulang ke rumah… 

Masak apa dulu ya?
 
Bunga terompet

Bermain di sungai

Tips Memilih Jadwal Keberangkatan Saat Berlibur Bersama Balita

Pergi liburan bersama keluarga merupakan salah satu kegiatan yang pastinya menjadi wishlist di tiap tahunnya. Punya waktu yang bisa...