Monday, January 30, 2017

Video - Exploring Bali - Taman Nasional Bali Barat #FamilyGoesToNationalPark Episode - 04




Di penghujung Tahun 2016 kami melakukan perjalanan #familygoestonationalpark ke Taman Nasional Bali Barat.  Ini merupakan penjelajahan kami yang ke 04 dan semoga masih dapat terus melanjutkan ke Taman-taman Nasional lainnya :).

Di Bali, setelah menjelajah Taman Nasional Bali Barat, kami juga mengeksplor beberapa tempat lainnya di Bali.

#FamilyGoesToNationalPark
#EigerAdventure

Friday, January 13, 2017

Taman Nasional Bali Barat Bagian 2 – Trekking di Hutan dan Snorkeling di Pulau Menjangan (#FamilyGoesToNationalPark)


Foto: NZ Anastasia


Keesokan paginya, mas Iwan datang menjemput kami di hotel pukul setengah delapan.  Dengan mobil kamipun meninggalkan hotel untuk menuju hutan.  Sekitar 10 menit perjalanan kami berhenti di pinggir jalan utama.  “Loh, kita mulai trekking nya dari sini mas” tanya saya pada mas Iwan dan Ia pun mengiyakan.  Tak lupa kami membeli air mineral untuk bekal trekking kami.

Sebelum memasuki hutan, mas Iwan menawarkan pada kami untuk mentemprotkan cairan anti nyamuk di beberapa bagian tubuh yang terbuka.  “Lumayan banyak nyamuk disini” ujarnya,  Kami pun mengikuti sarannya.
Kami berjalan diantara pepohonan yang tidak berukuran besar, karena  hutan ini termasuk tipe hutan hujan dataran rendah, yang letaknya di ketinngian 0 – 1000 meter diatas permukaan laut.


Hutan Hujan dataran rendah TNBB (Foto: NZ Anastasia)
 
Beberapa kami kami berhenti dan mencoba melihat jenis burung penghuni hutan tersebut.  2 jam trekking di hutan yang kontur naik turunnya tak begitu banyak akhirnya kami sampai di satu titik semacam punggungan yang terbuka.  Dari titik tersebut kami dapat melihat ke area hutan mangrove dan juga pelabuhan penyebrangan gilimanuk.
Tak begitu lama menikmati pemandangan dan sekalian melepas lelah disana, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Sabana.


Mengamati burung (Foto: NZ Anastasia)
 
Pada awalnya Taman Nasional Bali Barat merupakan Suaka Margasatwa, namun akhirnya pada tahun 1984 ditetapkan sebagai Taman Nasional.
Pada dasarnya, Taman Nasional Bali Barat memiliki jenis ekosistem yang unik, yaitu perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Di kawasan ini, wisatawan dapat menjelajahi ekosistem daratan (hutan), mulai dari hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, hingga hutan pantai. Sementara pada ekosistem perairan (laut), wisatawan dapat menyaksikan hijaunya hutan mangrove, keelokan pantai, ekosistem coral, padang lamun, serta perairan laut dangkal dan dalam.


Mengamati pemandangan sekitar
 
Tak begitu jauh dari Sabana, akhirnya kami keluar dipinggir jalan utama tak begitu jauh dari tempat awal kami masuk. 

Pulau Menjangan

Kantor Taman Nasional Wilayah III
 
Dari sana, kami langsung menuju Labuan Lalang.  Tiba disana kami dikenalkan pada petugas Taman Nasional oleh mas Iwan.  Setelah membayar biaya-biaya untuk masuk kawasan, sewa perahu dan peralatan snorkeling dan membeli bekal makan, kamipun menuju perahu yang sudah menunggu untuk membawa kami ke Pulau Menjangan.

Azzam kembali kegirangan menaiki perahu motor.  Kali ini perahunya lebih besar dari yang kami tumpangi ketika menelusuri area hutan mangrove. “Aku mau di depan” ujarnya sambil berjalan kearah ujung depan perahu.

Menuju Pulau Menjangan

Pulau Menjangan yang masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional ini kami tempuh dalam waktu sekitar 40 menit dari Labuan Lalang.  Setiba disana, kami segera menyantap makanan yang sudah kami bungkus tadi sambil menunggu guide snorkeling yang masih melayani tamunya.

Tampak disana beberapa perahu yang bersandar, tentunya membawa para pengunjung yang akan melakukan snorkeling ataupun diving di kawasan ini.

Snorkeling

Snorkeling disana di hari yang cerah sangat membantu kami untuk menikmati keindahan bawah laut Pulau Menjangan.  Terumbu karang, ikan-ikan yang beragam jenis dan berwarna-warni membuat kami terkagum.  Pulau Menjagan sendiri sesungguhnya memiliki banyak spot snorkeling ataupun diving dengan kontur membentuk jurang dibawah laut (wall diving) dan coral garden.  Agak disayangkan kami tidak membawa kamera bawah laut untuk merekam keindahan tersebut.


Di gapura

Setelah snorkeling lumayan jauh dari dermaga, akhirnya kami harus kembali ke perahu untuk menyeberang kembali ke Labuan Lalang.
Ada sedikit kejadian yang menegangkan ketika kami akan bersandar.  Beberapa ratus meter dari pelabuhan, ombak mendera perahu lumayan kencang.  Dengan angina yang bertiup kencang, di dermaga tampak sekitar 6 orang yang sudah siap menyambut perahu yang kami tumpangi.


Meninggalkan Pulau Menjangan


Taman Nasional Bali Barat Bagian 1 – Bertemu Uca dan Menanam Bakau di Hutan Mangrove (#FamilyGoesToNationalPark)




 
Bali, pulau yang menjadi pilihan kami untuk perjalanan #familygoestonationalpark kali ini.  Kebetulan ketika seperti biasa kami mendiskusikan rencana perjalanan, Azzam menyampaikan keinginannya untuk ke Bali.  Dari cerita yang pernah dengar cerita dari teman-teman nya yang sudah pernah berlibur ke Bali, membuat dirinya tertarik untuk mengunjungi Pulau Dewata tersebut.

Sesuai kesepakatan bersama mulailah saya mencari informasi tentang Taman Nasional Bali Barat (TNBB), yang memang karena posisinya terletak di Bali bagian barat.
Dengan luas mencapai 19.002 hektar ini areal perairannya hanya sekitar 3.415  dan selebihnya adalah merupakan areal daratan. Taman Nasional yang terdiri dari berbagai habitan hutan dan sabana ini juga merupakan tempat bagi sekitar 160 species hewan dan tumbuhan yang dilindungi.   Taman Nasional ini merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya.

Berangkat dengan pesawat paling pagi dari Jakarta, akhirnya kami mendarat di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 07.30.  Dengan mobil yang sudah kami pesan sebelumnya, langsung melaju menuju Gilimanuk.  Ya, Taman Nasional yang lokasi nya dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk ini kami tempuh selama sekitar 4,5 jam.
Jam sudah meunjukkan pukul 3 sore ketika kami memasuki halaman Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat.  Turun dari mobil kami sempat celingak celinguk disekitar.  “Wah, kok gak ada orang ya?” ujar saya.  Namun tak berapa lama mucul seseorang yang menyapa kami.  Mas Iwan namanya.  Ia yang biasa ditugaskan oleh Balai ketika ada tamu yang ingin berkunjung ke TNBB.  Kami menyatakan maksud dan tujuan kami datang ke tempat itu.  Kamipun menyepakati itinerary selama kami disana.

“Kita kesana sekitar setengah jam lagi aja, soalnya sekarang air masih surut” saran Mas Iwan.  Kami sepakat  untuk mengeksplor hutan mangrove.  Dengan menumpang perahu sewaan, kami menelusuri kawasan hutan mangrove tersebut yang termasuk kawasan TNBB.

Memulai menelusuri hutan mangrove

Perahu melambat ketika kami mulai memasuki kanal.  Setelah perahu berhenti di suatu titik, kami segera turun dari perahu.  Tak begitu lama menginjakkan kaki dalam lumpur, kami segera kembali ke perahu karena hujan mulai turun.
Dalam penelusuran di hutan mangrove tersebut selain sempat melihat keberadaan kepiting uca, kepiting khas mangrove yang mempunyai 1 capit berukuran besar, Azzam juga sempat menanam beberapa tanaman bakau.  “Semoga tumbuh ya” ujarnya dengan senyum setelah selesai menanam.


Menyapa sang penghuni hutan mangrove

Menanam tanaman bakau (foto: NZ Anastasia)
 
Penelusuran di hutan mangrove kami lanjutkan dengan perahu dibawah siraman hujan.  Deru mesin perahu seakan berlomba dengan suara hujan.  Tampak ada beberapa burung penghuni hutan mangrove terbang yang sepertinya mencoba berteduh dengan mendarat di antara pohon-pohon.  Sebenarnya kami berencana untuk melihat kehidupan bangau liar di area hutan mangrove tersebut, namun terpaksa kami urungkan karena untuk menuju kesana ombak diperkirakan akan membersar dengan hujan yang deras dan angin bertiup lumayan kencang.

Selepas dari hutan mangrove, kami menuju salah satu hotel disana tempat kami menginap, Hotel Lestari.  Hotel ini lumayan bersih dan nyaman.  Berbeda dengan apa yang saya baca di internet. Pak Iwan sang pengelola bercerita tentang renovasi yang dilakukan pemilik baru hotel tersebut.  Ketika kami disana, memang masih terlihat beberapa pengerjaan yang masih dilakukan.
Setelah berbincang-bincang dengan pak Iwan, kamipun permisi untuk masuk ke kamar dan membersihkan diri sebelum beristirahat.


Kepiting Uca
 
Terima kasih Hutan mangrove :)


Tips Memilih Jadwal Keberangkatan Saat Berlibur Bersama Balita

Pergi liburan bersama keluarga merupakan salah satu kegiatan yang pastinya menjadi wishlist di tiap tahunnya. Punya waktu yang bisa...