Nama Soekarno memang
dikenal harum di dunia. Sepak terjangnya sebagai Presiden pertama Republik
Indonesia, dan kepiawaiannya dalam memainkan politik di dunia internasional,
menjadi spirit baru bagi negara-negara
Asia dan Afrika di masa lalu untuk merdeka. Kawan maupun lawan dibuat segan
oleh pandangan-pandangannya.
Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela
punya kekaguman terhadap Presiden pertama Indonesia Soekarno. Di mata Mandela,
Soekarno adalah tokoh yang membakar semangatnya memperjuangkan rakyat Afrika
Selatan.
Mandela merasa sangat terinspirasi dan terbakar
semangatnya kala mendengar pidato Presiden Soekarno di konferensi Asia Afrika
tahun 1955. Pidato itulah yang membakar perjuangannya memerdekakan rakyat
Afrika Selatan.
Foto Bung Karno di dinding ruang tamu |
Sederet pujian dan anugrah disematkan pada Bung
Karno dalam berbagai manifestasi.
Diantaranya; Jalan Ahmad Soekarno (Mesir), Jalan Sukarno (Maroko), Jalan
Sukarno (Pakistan), Masjid Biru Sukarno (St Petersburgh), Perangko Sukarno
(Kuba).
Sebagai anak bangsa yang menghargai jasa para
pendahulu atau pahlawan sudah selayaknya pula kita untuk mengetahui sepak
terjang beliau bahkan meneruskan apa yang di cita-citakannya untuk dunia,
khususnya Indonesia.
Berbicara tentang Bung Karno, tentunya banyak
sekali yang cerita tentang beliau dari mulai zaman pergerakan, memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia hingga akhir hayat beliau. Tak habis-habis rasanya untuk menceritakan
itu semua.
Dalam cita-cita beliau hingga membawa Indonesia
Merdeka tentunya tak sedikit cerita tentang bagaimana gigihnya perjuangan yang
dilakukan.
Sebagai contoh, betapa pihak penjajah saat itu
mencoba meruntuhkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dengan cara memenjarakan
dan mengasingkan Bung Karno karena dianggap berbahaya oleh pihak penjajah. Dengan cara mengasingkan, mengisolir Sukarno
dari dunia luar pihak Belanda berharap semangat perjuangan Sukarno akan luntur.
Ranjang Bung Karno dan Ibu Inggit |
Salah satu tempat diasingkannya Bung karno adalah Bengkulu
pada tahun 1938 hingga 1942. Rumah
tempat diasingkannya Bung Karno adalah milik seorang Tionghoa yang disewa oleh
Belanda. Beliau dipindahkan ke Bengkulu
dari pengasingannya di Ende.
Semangat perjuangan Bung Karno kembali berkobar. Beliau memotivasi pemuda-pemuda Bengkulu
untuk bebas dari penjajahan, meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi.
Salah satu cara pergerakan yang dilakukan Bung Karno pada masa
itu melalui suatu perkumpulan pertunjukan yang bernama Monte Carlo. Disitulah kesempatannya untuk bertemu para
pemuda. Lewat Monte Carlo pulalah
Sukarno bisa mengunjungi sekolah-sekolah yang mmberi kesempatan padanya untuk
menyebarkan nilai-nilai cinta tanah air dan kemerdekaan.
Di kota ini juga Bung Karno bertemu dengan
Fatmawati yang kemudian menjadi istri ketiganya. Saat berada di Bengkulu, beliau masih dengan
istri ke duanya, Ibu Inggit yang pada saat diasingkan di Ende juga ikut
menemani beserta anak angkatnya Ratna Djuami.
Bersama Ibu Fatmawati, Bung Karno dikarunia 5
orang anak dalam 12 tahun pernikahan mereka sebelum akhirnya berpisah.
Di
rumah inilah kisah cinta Sukarno dan Fatmawait bersemi. Adalah Hassan Din, tokoh Muhammmadiyah asal
Bengkulu yang bertamu ke rumah Bung Karno beserta keluarganya. Saat itulah pertama kali Bung Karno melihat
gadis yang membuatnya jatuh cinta.Di rumah yang terletak di jantung Kota Bengkulu itu pula lah
akhirnya Fatmawati menumpang dan menjadi sahabat Ratna Djuami, Teman satu
sekolah dan tidur di kamar yang sama Ratna yang akhirnya menjadi ibu tirinya.
Teman-teman blogger di ruang kerja Bung Karno |