![]() |
Tegal Alun dengan kebun Edelweiss nya |
Antrian
panjang kendaraan yang memenuhi jalan tol cipularang dinihari itu akhirnya
membawa kami sampai ke Kota Garut dalam waktu sekitar sembilan jam saja. Memang, hal tersebut lumrah terjadi disaat lburan
panjang (3 hari) diujung weekend Maret
ini.
Setelah
sarapan yang agak kesiangan sekitar jam 9 pagi, perjalanan berlanjut menuju
Kecamatan Cisurupan sebagai pintu masuk untuk mencapai tujuan kami, Gn.
Papandayan. Setelah mengurus segala
keperluan termasuk izin masuk dan menginap dikawasan, hujan rintik-rintik
mengiringi keberangktan rombongan kami yang terdiri dari 5 orang dewasa dan 6
orang anak dengan ditemani oleh 3 orang porter.
Namun tak berapa lama hujanpun berhenti.
Sekitar
15 menit berjalan, aroma belerangpun mulai tercium. Luar biasa ! Gn. Papandayan memiliki kawah
yang jumlahnya belasan. Tampak disana-sini
kepulan asap yang keluar dari mulut kawah, baik yang berukuran besar maupun
yang kecil. Aroma belerang yang keluar
tak begitu menyengat, karena terbawa hembusan angin yang lumayan kencang.
Setelah
kurang lebih 1 jam setengah trekking, sampailah kami di ‘Hutan Mati’.
Lagi-lagi, suguhan pemandangan eksotis di depan mata. Pohon-pohon yang masih berdiri, namun sudah
tak ditumbuhi daun lagi tampak bak lukisan maestro. Sebenarnya Hutan Mati ini terjadi akibat
terjadinya kejasian alam, yaitu erupsi pada tahun 2002. Ini juga menjadi saksi betapa dahsyatnya
letusan yang terjadi pada saat itu.
Tampak dari kejauhan, bukit laksana bersalju karena putihnya tanah
disana.
Perjalanan
ini tak terasa melelahkan bagi anak-anak.
Disepanjang jalan, mereka kerap bertanya tentang kawah, hutan mati dan
hal-hal lainnya.
Waktupun
berjalan, dan akhirnya dalam waktu kurang lebih 2 jam sampailah kami di tempat camping, Pondok Saladah di ketinggian
2288 mdpl. Ketika kami memasuki area
Pondok Saladah, keadaan disana cukup ramai dengan puluhan tenda yang sudah
berdiri. Berpasang-pasang mata tertuju pada rombongan kami, mungkin karena
adanya 6 krucil yang datang.
Setelah
menditrikan tenda, para orang tua lanjut menyiapkan makanan sementara itu anak-anak
asik bermain sebelum santap malam dan beristirahat.
Keesokan
paginya, setelah sarapan kami bersiap-siap trekking menuju Tegal Alun. Anak-anak begitu bersemangatnya. Kami kembali
melewati hutan mati untuk menuju Tegal Alun. Ada persimpangan dimana pemisah
antara kembali ke arah pulang dan yang menuju ke Tegal Alun. Trek nya relatif sedang, namun ada sedikit
jalur yang tanjakannya lumayan curam, disebut tanjakan mamang. Sekitar satu setengah jam akhirnya sampailah
kami di Tegal Alun. Dengan luas sekitar
32 Ha, terpampang pemandangan luas taman edelweiss yang di bulan Maret ini
belum saatnya mekar.
Tempat
ini menjadi salah satu tempat favorit orang untuk berfoto-foto dengan
pemandangannya yang memang menakjubkan.
Setelah beberapa lama duduk, bermain-main dan mengambil foto kamipun
turun kembali ke Pondok Saladah untuk bersiap pulang dan kembali ke Jakarta.
Dari
yang telah kami lewati dalam 2 hari ini, secara trek dan jarak tempuh, Gunung
Papandayan ini memang cukup ‘bersahabat’ untuk anak-anak selain pengetahuan tambahan
yang bisa mereka dapatkan. Tersembul niat
untuk kembali lagi mengunjungi Gn. Papandayan yang menakjubkan ini, seperti
kami mengunjungi Gn. Gede berkali-kali.
“Tuhan sedang tersenyum saat
menciptakan Garut”,
kata seorang teman kepada saya suatu kali.
Ternyata itu suatu peng-analogian yang bukan sekedar omong kosong. Terbukti
di dalam perjalanan dari Kota Garut hingga perjalanan mendaki Gn. Papandayan
kita akan disuguhkan beraneka ragam pemadangan yang memang terbukti indah.
![]() |
Kepulan asap dari kawah |
![]() |
"Children are great imitators. So give them something great to imitate" |
Ngajakin anak ke gunung menjadi salah satu keinginanku juga. Gak harus yang hiking beneran sih. Ke Bromo pun jadi, hehe. Mudah2an ntar pas sekalian mudik lebaran sempet ke Bromo :)
ReplyDeleteNice post. Makasih udah share cerita menyenangkan :D
Iya, Mbok. Semoga suatu saat bisa terlaksana. Semoga lancar mudik dan mampir ke Bromo nya nanti. Eh, mbok semoga dilancarkan juga ya umroh nya Mei nanti :) semoga juga aku cepat nyusul. Aamiin.
ReplyDeleteMakasih atas comment nya
Terima kasih sharingnya mas. Semoga beberapa tahun lagi bisa ajak anak2 ke sana.
ReplyDeleteSama-sama mas, Iman. Makasih sdh mampir. Kita tunggu kok :))
DeleteMantapppp!!!! Garut Pangirutan #GarutEndah #ILoveGRT
ReplyDelete@Riparhand: Memang mantap, mas :). Makasih udah mampir
Deletekayaknya pernah ketemu deh di gede sama om ini ...
ReplyDelete@#gembelpacker: Hehehehe... Iya mungkin aja. Kalo ke gede kita lumayan rutin. Anak saya aja udah 4 kali kesana :D
ReplyDeleteSalam Kenal, ketemu di twitter juga boleh di @sukmadede
Seruuu! Libur lebaran kemarin batal ke Papandayan -_-
ReplyDelete@rumahhijaubelokiri: Ayo... direncanain lagi :)
Deleteduh mau kesini gak jadi-jadi terus gue om :))
ReplyDeleteBerangkat sudah! :)
Deletewah saya ingin sekali berangkat kesana
ReplyDeleteAyooo....berangkat sudah :))
Delete