Thursday, November 10, 2011

Merapat Di Pulau Yang Terbakar



Dari cerita seorang teman yang pernah ke pulau ini, maka saya pun tertarik untuk menyaksikan keunikan nya secara langsung.  “Gak semua tukang perahu tau tempat ini, De”. Begitu kata teman saya, Tegar tentang sebuah pulau karang di perairan Labuan Bajo ketika saya menceritakan bahwa saya berniat ke sana.  Akhirnya kesempatan itu datang juga.

Sebutan orang lokal untuk pulau karang itu adalah Nisa Purung yang berarti pulau yang terbakar. Sedangkan orang asing yang sempat singgah kesana menyebutnya Strawbery Sundae.

Ya, mungkin karena warnanya yang merah menyala, maka mereka menamainya seperti itu.

Berbekal dari informasi teman tersebut, saya pun menanyakan tentang pulau ini ke guide kami, Pak Mikael. Saya menuturkan informasi yang saya dapat dari seorang teman mengenai tempat ini. “wah, saya pun belum pernah mendengar tempat ini sebelumnya’ begitu kata Pak Mikael.

Tak lama kemudian Pak Mikael membawakan peta kawasan Taman Nasional Komodo. “Baik, nanti coba saya bicarakan dengan kapten kapal untuk mencapai lokasi ini, biar kita bisa kesana”, ujar Pak Mikael.  Sepertinya dari informasi yang saya sebutkan sebelumnya bahwa letak pulau ini dekat dengan Selat Molo dan Pulau Rinca.

Kemungkinan karena letaknya yang berada dekat dengan selat, mengakibatkan arus yang cukup sulit sehingga tak banyak perahu atau kapal apalagi yang berukuran kecil melewati tempat itu.  Bahkan menurut pak Mikael, setiap tahunnya pasti ada kapal atau perahu yang menjadi ‘korban’ di sekitar selat Molo.

Setelah perjalanan sekitar 2 jam dari pelabuhan Labuan Bajo, pulau itu pun mulai terlihat.  Lalu dengan menaiki perahu kecil dari Kapal yang di sauhkan beberapa puluh meter dari pulau, kami pun mulai memasuki pulau itu.

Tangan dan kaki kami banyak mendapat ‘hadiah’ kecil dari tumbuhan semak yang berduri di pulau berbentuk bukit tersebut.  Namun, rombongan perahu kedua bisa sampai di pulai itu tanpa goresan sedikitpun, ternyata pulau tersebut bisa dimasuki lewat sisi satunya lagi tanpa harus menembus tumbuhan berduri tadi.

Ketika berada diatas pulau karang itu, selain penuh decak kagum atas keajaiban ini,  kami pun sempat bertanya-tanya sendiri, proses apa yang pernah terjadi disini, hingga menyebabkan timbulnya karang unik ini beserta dengan segala pola diatas nya.  Namun semua itu belum lah bisa terjawab di saat itu.

Sebagai orang lokal yang berprofesi sebagai pemandu wisata, pak Mikael berterima kasih karena sudah diarahkan ke tempat ini. “Mungkin nanti bisa saya tawarkan kepada wisatawan yang tertarik untuk berkunjung kesini” ujarnya.

Saya pun merasa beruntung dan berterima kasih sudah dapat melihat satu lagi dari sekian banyak keajaiban alam di negeri Indonesia ini.




  


 



4 comments:

  1. Wow! Next year kesini ah. Trims atas inspirasinya ya :)

    ReplyDelete
  2. @IamMariza: It's worthed! salah satu keunikan yang dimiliki Indonesia :) Ajak-ajak ya? :))

    ReplyDelete
  3. mantap bos artikelnya dan sangat menarik

    ReplyDelete

Tips Memilih Jadwal Keberangkatan Saat Berlibur Bersama Balita

Pergi liburan bersama keluarga merupakan salah satu kegiatan yang pastinya menjadi wishlist di tiap tahunnya. Punya waktu yang bisa...