Monday, November 14, 2011

Caci. Satu Lawan Satu

Melompat...Memecut



Hujan deras yang mengguyur  Kampung Melo, Nusa Tenggara Timur di akhir oktober itu tak menghentikan mereka untuk memulai acaranya.  Para kaum perempuan pun mulai memainkan alat musik seperti gendang dan gamelan untuk meniringi permainan/tarian Caci yang akan segera dimulai.

Menurut Pak Joseph, tetua yang saya temui bahwa awalnya tarian caci ini adalah tarian/permainan yang dilakukan para pejuang perang untuk merayakan dan mengenang perang. Tarian ini menjadi salah satu warisan budaya yang masih di lestarikan hingga saat ini.

Makna dari Tarian ini sendiri adalah rasa kepahlawanan ataupun keperkasaan pria Manggarai, untuk menampilkan sisi heroisme mereka.
Namun dewasa ini, tarian ini berkembang dilakukan juga pada saat upacara-upacara seperti untuk mensyukuri hasil panen, pentasbihan seorang imam, penyambutan tamu, dan lain-lain.

Kata Caci itu sendiri berasal dari Ca berarti satu, Ci berarti uji.  Jadi Caci itu bisa bermakna ujian satu lawan satu.  Pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, saling pecut secara bergantian.  Suatu lambang Keberanian.

Dalam kesempatan kunjungan kali ini, saya mendapat kehormatan untuk memulai permainan caci ini.  Dengan dibekali pecut, saya pun melompat menyerang seorang pemuda yang berpakaian dan bersenjatakan lengkap sudah bersiap untuk menangkis serangan saya.  Suatu pengalaman baru dan sangat menarik bagi saya pribadi.

Biasanya larik atau pecut yang digunakan dalam permainan/tarian caci terbuat dari kulit kerbau yang telah dikeringkan, begitu juga dengan perisai untuk menangkis pukulan sang lawan juga terbuat dari kulit sapi.
Sedangkan pakaian yang digunakan adalah pakaian perang, dengan dada dibiarkan terbuka dan bagian kepala memakai semacam topeng yang menutupi muka.

Beberapa orang disekitar memberikan dukungan dengan tari-tarian dan nyanyian sambil menunggu giliran mereka, saat dua orang lainnya tengah bertanding. 
Rasa persaudaraan dan keakraban sangat terasa, karena si penyerang pun menyanyikan lagu-lagu dan menari nari sebelum memulai penyerangan.

Sementara itu ada orang-orang yang bertugas memberikan tuak, minuman khas yang selalu ada saat acara ini dilakukan kepada si pemain caci tadi.  Tuak ini tak lebih dari sekedar untuk membangkitkan semangat.  Apalagi dalam cuaca hujan seperti ini cukup lumayan untuk menghangatkan tubuh.

Tadi saya dan teman-teman pun sudah merasakan minuman tuak ini, ketika kami datang dan disambut di Kampung Melo ini.

Menari sebelum Menyerang

Penyerang dan Penangkis

Saling berhadapan

Saya berkesempatan bermain Caci. Foto oleh Ipung

4 comments:

  1. Cihuy ada fotoku. :))

    ReplyDelete
  2. Yoi, Pung. Thanks untuk fotonya :D

    ReplyDelete
  3. ini persisnya di Flores ya mas ? sebelah mananya ? Kebetulan bln Okt 2012 lalu saya jg ke Labuan Bajo & Komodo.

    ReplyDelete
  4. Ini di Labuan Bajo. Sekitar 30 mnt dari Pelabuhan

    ReplyDelete

Tips Memilih Jadwal Keberangkatan Saat Berlibur Bersama Balita

Pergi liburan bersama keluarga merupakan salah satu kegiatan yang pastinya menjadi wishlist di tiap tahunnya. Punya waktu yang bisa...