Saturday, November 22, 2014

Menggapai Asa Di Pulau Satonda

Welcome to Satonda Island




Salah satu teman dalam rombongan kami berhenti di sebuah pohon yang ada di pinggir danau.  Kemudian dia terdiam sejenak lalu mengambil kalung yang menggantung dilehernya. 
Kalung bermatakan kayu itu di gantungkannya di pohon tersebut, dia terdiam mematung memandang kalung yang kini tergantung bersama dengan batu-batuan yang entah sudah berapa lama tergantung disana.  Nafasnya ditarik dalam, dengan mata seperti mengenang akan sesuatu peristiwa atau mendoakan sesuatu. Setelah itu ia pun langsung bergabung dengan yang lain.

Berbeda dengan Pulau Moyo yang kami kunjungi sebelum kesini, treking dari bibir pantai menuju Danau Satonda tidak begitu jauh hanya sekitar 5 menit saja.
Ada yang berbeda dan unik etika kami sampai di Danau Satonda, nampak terlihat banyak batu-batuan ataupun benda lainnya yang diikat lalu digantungkan dipohon-pohon dipinggir Danau Satonda.  Menurut petugas penjaga pulau, batu-batu itu merupakan simbol harapan atau do’a seseorang yang datang kesana.  Entah kapan dimulainya atau siapa yang memulainya dia pun tak pasti.

Apa yang dilakukan orang-orang di pinggir Danau Satonda, mengingatkan saya akan gembok harapan atau gembok cinta yang ada di beberapa tempat didunia ini, seperti di Perancis, Korea, Cina, Jerman, Jakarta (Ancol) hingga Bandung.
Ya namanya juga simbol, saya percaya bahwa mereka-mereka yang menggantung batu di pohon-pohon disana tetap berdoa atau berharap pada sang Maha Kuasa tentunya.

Pulau Satonda yang terletak di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini memiliki Danau yang bernama Satonda juga merupakan pulau vulkanik dengan sejarah yang unik.  Danau yang berisi air asin ini dulunya adalah kaldera Gunung Satonda.  Konon kaldera tersebut terisi air asin dikarenakan letusan dahsyat dari Gunung Tambora yang terjadi pada tahun 1815.  Saya mencoba membayangkan sedahsyat apa tsunami yang terjadi saat letusan Gunung Tambora tersebut.

Setelah mengagumi Danau Satonda yang luasnya sekitar 2,5 kilometer persegi itu, kami semua beranjak kembali ke bibir pantai dimana kapal kami berlabuh.
Terdapat dermaga kecil yang sudah tak begitu baik kondisinya, tapi bolehlah untuk sekedar duduk-duduk menikmati kopi sambil menunggu terbenamnya matahari.
Tergoda oleh dua orang teman yang sudah nyebur sedari tadi, seluruh rombongan yang berjumlah delapan orang akhirnya ikut berenang, bercanda tertawa bersama.  Menyenangkan!

Seiring matahari sudah mulai membenamkan dirinya.  Kami semua beranjak ke tepi pantai, kemudian bersiap-siap kembali ke Calabai.
Di iringi langit yang mulai gelap dan angin yang cukup kencang, perahu melaju dengan pasti meninggalkan pulau Satonda.



Merapat di Pulau Satonda


Danau Satonda


Menggantung Harapan


Senja di Pulau Satonda



9 comments:

  1. Sumpah, baru denger ada Pulau ini... Indonesia memang (terlalu) luas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. @vika: ayo jelajahi indonesia yang luas ini :))

      Delete
  2. Cantiknya senjanyaaaa *mata blink blink* :))

    ReplyDelete
  3. Foto senjanya mantab, cewek yg megang hp juga gak kalah asoy :D

    ReplyDelete
  4. Tambah lagi pengetahuan danau cantik dinegeri ini,TFS mas

    ReplyDelete

Tips Memilih Jadwal Keberangkatan Saat Berlibur Bersama Balita

Pergi liburan bersama keluarga merupakan salah satu kegiatan yang pastinya menjadi wishlist di tiap tahunnya. Punya waktu yang bisa...